Suara Hati..

KepadaMu Tuhan (reloaded)

Tuhan..
aku berdiri
di ambang batasku
dalam kalutku di jalan berbatu
Tuhan..
tubuhku kini kaku
udara di sini tak seperti dulu
semua terlalu semu
Tuhan..
aku kandas
terpaku menunggu keretaku
bila saatku tiba
aku tak kan ragu
untuk berbenah dan kembali..

Wed-120110-18:47
i'm tired...




KepadaMu Tuhan..

Tuhan..
aku tak berdaya
tergeletak di jalanMU
luka ini,
luka di sekujur tubuhku
tak juga hilang
hanya makin diperparah
oleh duri yang melintang
Tuhan..
aku terpuruk
kian terpuruk
rasa sudah tak sanggup
ingin aku teriak:
"jika ini hidupku maka berikan saja aku mati"
tapi demi namaMu yang agung
aku masih butuh waktu di dunia ini
bekalku menemuiMu belumlah cukup
Tuhan..
walau di tengah keramaian
tapi seperti sepi
aku sendiri di sini
seakan semua tak peduli
Tuhan..
langkahku terseret,
terseok
aku bahkan kadang merangkak
aku menangis
menangis tanpa air mata
terasa kering sudah linangnya
Tuhan..
di hadapMu aku bersimpuh
satu pintaku
tabahkan hatiku
jangan biarkan aku terlena
tersesat
karena sedikit pun,
tak ingin aku berpaling dariMu
Tuhan..
kuatkan aku
menempuh garis takdirmu
sampai di pintuMu kelak aku mengetuk...

Mon-112910-19:27
dengan air mata berlinang.......

[+]Baca Selengkapnya.... "Suara Hati....."
Amarah Kita...

kita tak hidup
juga tak mati
kita hanya diam
bisu dari segala kata
amarah mengekang ideologi dan otak kita
egoislah yang tersisa
kita berkaca
pada masing-masing diri
anggap kau tak salah
aku juga tak merasa salah
lalu siapa yang salah?
tak sia-siakah waktu yang kita biarkan berlalu dari kemarin?
tanpa senyum tanpa suara
bicaralah pada malam
yang dalam sepinya kau kerap menangis
ya, benar..
aku hanya bertahan
pada apa yang aku percaya
dan kau tahu
karena apa
dan untuk apa
laki-laki dengan kehidupan keras
kau mau perang kuberi perang
jika kau inginkan damai
itu lebih baik
tapi maaf,
untuk memulainya aku masih enggan..

Sat-112710-20:45
egoisme dan amarah yang membakar kita...



Masih Belum Terlelap..

lelah..
hatiku mengembara
masih belum terlelap jua
buntu dan pengap rasanya
tak ada yang kusesalkan
terlalu deras kehidupan melindasku
terlalu banyak rasa yang terbunuh di sini
kutelan pahit di bibirku rasa getir
berbenah dan kukemas takdir
mengulas jalan dan liku di depanku
aku sendiri..




Sebuah Perpisahan..

kurenda, kurajut kenangan
dalam diam dan air mata
remuk redam aku yang kau tinggalkan pergi
runtuh..
segenap duniaku jadi puing dan berkeping
masih tak rela..
perpisahan ini terlalu abadi..
kumohon, kembalilah..
walau cuma sesaat untuk ucapkan selamat tinggal....

how are you there?? :( :( :( :( :(



Sebait Rindu..

kita adalah angin
yang melintasi kenangan
dengan tangan tergenggam
sekepal harap yang kita punya
hanya itu..
sangupkah kita mengingkari takdir ini?
dan bebayang yang diam di sana
menjauh ia ke sudut-sudut gelap
sembunyi..
kelak menanti dengan seribu kejutan
akankah kita mampu melewati jalan ini?
pusara bisu juga di kiri kanan kita
penggalan kalimat darimu tetap terngiang
aku rindu..
bisakah aku kembali memelukmu?
seperti dulu saat aku mendekapmu..

Thu-110410-00:46



Akulah Pelarian..

aku sang petualang yang berjalan seorang
di tandus padang dan gersang
aku pengembara di tengah jagat raya
dalam kejamnya rimba dan belantara
aku adalah pelarian yang terus berlari
dan tak kan berhenti sampai ku mati

Wed-110310-20:47




Memilih Sepi..

dari keramaian ini
aku lebih baik sendiri
dan sepi tak kan menyayatku
seperti gemuruh itu
udara di sini membuatku menyala
dan betahku hilang
karena bara mungkin lebih nyaman
dari tempat ku berpijak ini..

Mon-110110-00:01




Senja Sesudah Hujan..

dingin..
udara kali ini larut mengantar senja
setelah bergulat dengan hujan
hamparan pelataran masih basah
bahkan tepian jalan masih tergenang
oh ya, ada sekerubung kabut di bukit hijau
memayungi lereng-lerengnya yang tergerus air
aku sedikit memaki
pada lumpur-lumpur yang melumuri langkahku
gerimis ini masih saja menari
dalam diam
seakan enggan untuk menepi

Fri-102910-17:08
Pacitan senja ini..




Selamat Jalan Kawan..

terlalu cepat..
hari masih pagi saat kau kembali
masih tampak jelas bayangmu di sini..
selamanya,
kau pergi
kau tak pernah kembali
kau tinggalkan semua
tanpa pamit
selamat jalan kawan..

Fri-102910-18:26
Dedicated to someone..




Jerit Sia-sia..

sampaikah teriakku kau dengar di sana?
antara bingar udara yang mati kaku tak bernyawa
atau hanya bisik belaka
dalam hening seakan ini malam gulita
kau abaikan saja karena pedulimu tak ada
dan mungkin kau tak memikirkannya
sudah kuhantar kata
seperti memukau memperdaya
dengan buluh perindu
juga dengan pilu
jeritku sia-sia
aku lelah
kini..
aku tak bersuara
hanya diam, bahkan tak berupa

Thu-102810-18:02
Pacitan




Jalan Kita..

kita dalam lekukan maya tak berujud
tak ada kilat dan lentera kita bawa
samar dan temaram
dijejal langkah pada tanah
genggam tanganku
hingga kita tak pernah terpisah
aku menjagamu
meski kau tak pinta
dalam ketakutan
aku tak ingkar
dan aku di sisimu
sehingga aku tak berbentuk,
juga masih tetap ada
untukmu..
pernahkah engkau terlintas untuk mengerti,
dan jalan yang kita lewati ini akan tak berarti?
jika langkahku, langkahmu tak seirama
arah kita sudah berbeda..

Wed-102710-23:17
kuatkan hati kita untuk melangkah...




Mengenang Hujan Bersamamu..

angin itu memberi isyaratnya pada awan
untuk mengirimkan hujan di antara tabir-tabir kelam
malam baru saja merangkak menjejali langit tak berbintang
saat butirnya turun di sela-sela tanah yang rekah
lalu menggenangi jalanan seketika
aku melesat bersamamu
kita dekat
dan begitu lekat
ketika jemarimu menelusuri jengkal-jengkal kaku di tubuhku
seumpama masih hari itu kita tak bernaung dalam hujan
dan dingin merentang di tengah laju udara yang kita terobos
kemudian larut dalam kehangatan karena dunia kita tak bersekat..

Sun-101710-20:47




Pada Sang Waktu..

dan aku terlalu sibuk mengemis pada sang waktu
kubiarkan saja kadang ia melindasku
kalau pun subuh itu semestinya aku terjaga
aku masih saja enggan membasuh sayapku
dan sekedar menari bersama dingin
atau sedikit bercengkerama dengan embun
aku yang telah terlena
menutup mata dan telingaku
lalu kubiarkan ia binasa
aku tengah gila..
diperbudak oleh kecamuk pikiranku sendiri..
oh.. bayangan malam ini tak mau pergi dari ingatanku?
dan pagi sebentar lagi kembali
di lamunanku kau masih sisakan senyum
mengajakku bermimpi dengan kesunyian abadi..

Sat-101610-20:52




Hujan Di Jalan Senjaku..

sore ini hujan bak murka mengguyur bumi
langit dan awan seakan tak suka pada tanah yang terus menengadah
dan dihujamnya hamparan itu
mungkinkah ia menjerit kesakitan?
seperti pipiku yang perih diterpa tempiasnya
atau ia tertawa kesenangan?
karena dahaganya lepas dari kerontang yang merajamnya
ah, aku tak terlalu paham mengartikan raut wajahnya
aku juga tak peduli
hanya saja..
ingin rasanya keceritakan semua padamu
tentang hujan, tentang senja kali ini
dan jalan yang tengah kulalui sendiri
jika saja kau masih di sini
tentu aku masih mendengar manjamu
nada takutmu saat petir yang garang menyambar
atau gemetar bibirmu karena dingin dari badai yang datang
dan kau membenamkan wajahmu dipelukku
tapi jauh bayangan itu telah lama hilang
hanya kemelut tersisa dari rindu yang terus menyerang
hujan senja ini makin deras, batinku
jalanan yang kutelusuri tergenang banjir
dalam lara dan nelangsaku aku hanyut tak tentu arah
masih mengenangmu..

Sat-101610-19:02
sambil menikmati hujan deras yang mengguyur Pacitan senja ini..




Terjerat..

tahukah kamu aku pernah terpaku
dalam desau yang membiarkan gerai rambutmu berlalu
dan desah nafasku memburu mengitari segenap pesonamu
kuhirup dalam-dalam sampai menyengak di otakku
rasaku tengah mati, lelah dibelasah bayangmu
antara tirai hujan di malam-malam yang beringas
oh ya, aku lupa..
rindu yang kau semaikan kini menjalar melilitku
tak mengira kukira kan berbunga
hanya belukar tersisa
kaki, tangan, tubuh, kepala, bahkan hatiku terjerat
tapi bibirku masih tersenyum
dan aku rela, sangat rela..
oh angin, sudi kiranya kau bawa lagi semerbak harumnya
aku masih ingin, masih rindu menapaki jengkal kenangan
bawa lagi kemari, lagi.. dan lagi
aku masih ingin, masih rindu....

Sat-101610-11:47




Masih Bertahan....

dalam kelepak beku yang menenggelamkan senja
mungkin tak salah jika surya memendarkan resahnya
karena ia tahu malam tak mungkin menaruh simpati padanya
dan kabut yang memapah lirih masih ingin bergurau
di tengah temaram yang menghadang langkahnya
ia tak kan memaksa
galau hatinya juga terajut
memaku seperti karang yang terlalu angkuh
seakan percaya ia tak tergoyah
dan angin meyambutnya sepi
ada rintihan sejenak membangunkan ranting-ranting cemara
di pinggir pantai larut beribu mimpi terkubur
tak seulas senyum pun datang kembali
ketika pergi dengan duka tertahan dan setengah berlari
meneriakkan pekik atas kesakitan dan deritanya
hampir murka
udara-udara bisu terlelap dalam kelamnya hari
berlalu menunggu pagi dengan dendam yang ia dekap di pelukannya
aku takkan menyerah ucapnya
sepenuh hati dalam tangis dan derai air mata....

Pacitan, Friday, October 15, 2010. 23:25 WIB




Di Penghujung Musim..

dingin samar di penghujung musim
lelah menapaki malam yang merenta
dari semerbak kembang kopi terhirup dalam
dan dari embun yang masih terdiam

lengang..
lusuh rautku menatap bintang
dan remang di sekitar
melamunkan jauh dari angan yang luruh
menyesakku dalam kelam yang membatu
dan praharaku?
sudah kukira cukup
tapi kepasrahan yang kupunya
melabuhkanku di tepian yang tak pasti

enggan juga kuberanjak
karena kau juga tak kunjung pergi
aku letih..
kukira kau juga..
tapi sadarku, aku tak seperti kamu,
dan jelas kita tak sama..

dingin mendekap di ujung musim
ingin aku lelap
pada pagiku aku berharap
lemparkan aku ke pusara mimpimu
dan kujanji hidupkan kembali hatimu..

Pacitan, dalam dinginnya malam..
Friday, October 15, 2010. 20:46 WIB




Tak Sama....

Luruh runtuh langkahku
Yang kucari tak selalu ada
Tak sama..
Kenapa bumi enggan memberi jawab
Dan tanyaku masih bersemayam
Di balik mendung memudar kehampaan
Kekecewaan tak bernyali
Ketika berbalik dalam kenangan
Yang mengemis pada waktu tak acuh berlalu
Kubiarkan embun menyeka penatku
Bercampur peluh yang mengkristal di langitku..
Tajam menghujam
Dalam teriakku pilu masih bersenandung
Lewat kicauan hari dan desir yang berlari
Sudah, cukup sudah..
Namun terlambat kusadar
Ketika detik merampas semua dariku
Menghela menyeret mimpi yang kurangkai
Sia-sia rintihku..
Pedih dan anganku terasa mati
Kaku seperti dirimu yang pergi terpaku
Sesalku tak lagi berguna
Kemudian kau kini tiada....

Pacitan, Sunday, October 10, 2010. 22:18 WIB




Peristirahatan Terakhir..

Kamboja di sana tengah berbunga
Di atas taman-taman penuh kedamaian
Lahir dari relung sunyi yang bersemayam di pelukannya
Dan larut dalam embun seribu malam
Dalam peristirahatannya..

Titik-titik waktu bagai semu berlalu
Entah karena musim yang terasa enggan berganti
Di tengah penantian
Aku, kamu, dia..
Dan kita semua..

Yang telah pergi..
Harus merelakan sepi
Sejauh apa yang sudah didapat
Dan semua pasti berbalas..

Dan kamboja di sana bunganya berguguran
Di pelataran basah, di hamparan tanah yang pulas tertidur
Menanti penghuni baru..
Kita yang menunggu waktu
Membawa larut dalam malam-malam kelam
Tanpa pengecualian.......

Pemakaman Gunung Pegat, Pacitan
Saturday, October 09, 2010. 16:07 WIB





Puisi Hatiku..

Jauh sudah langkah kutelusuri dengan lelah
Dari kemarau lalu, hingga musim yang berganti
Semerbak harummu masih tertinggal juga di sini
Seakan baru kemarin kubelai rambutmu
Dan wajahmu menatapku dengan senyum
Semua terasa seperti sesaat lalu pipimu kucium
Setengah berlari, aku mengejar bayangmu
Mendekapnya..
Bahkan kini menggapainya pun aku sia-sia
Jauh....
Terlalu jauh..
Dari tempat ku berdiri saat kamu melayang terbang
Mataku berlinang
Terpejam..
Dan rinduku deras mengalir..
Aku rindu..
Bisikku dalam sepi....

missing you....




kembang tak berwarna..

dan kembang tak berwarna
dalam rupanya yang nyaris sirna
bukan mawar, atau pun anyelir
mekar dari kuncup yang basah
bukan oleh embun, tapi air mata
terasing di antara ilalang, di tengah gurun kerontang
jauh dari langkah pengembara yang menjelang..
dan kembang tak berwarna tak berupa
dalam sepi yang melintas di kelopak matanya
masih mengharap mendamba
dari asa yang setia dalam genggaman tangannya..






Terpaut Sepi..

di sini..
diantara reruntuhan sunyi
dalam gelap yang menyeruak diam-diam
sekejap kelam lalu menghujam dalam
dan perihku, saat kurasa dengan bibirku yang getir
palu-palu nestapa menari berdansa
tikamku dengan senyum seadanya
menyeret, menghempaskan dan mencabik diamku
mulutku kelu, tak satu pun kata mengalir
hanya tangis menahan sesak
hanya air mata dalam duka yang lara
dalam ingatan, tatapanku masih jauh
keluar dari bayangmu yang terlanjur melayang
dan di lautan asaku aku tenggelam sendiri, terhanyut
dengan wajah sayu pilu aku berlutut
masih pada sepi tempat aku berpaut....






Sajak Rinduku..

musim berganti
seperti kereta berlalu, dan berlari..
di lintasan yang padu berdebu
udara menyisihkan sepi
di kelopak embun yang mendekap sisa-sisa hari
dan kembali, lagi dan lagi
menguap dari jendela satu ke jendela yang lain
dan awan yang menyerupai wajahmu
ketika dengan senja aku bergumul
luruh terhempas ke tiang-tiang lusuh
berlumut, berjamur dimakan zaman
dingin memelukku, dengan sekuntum bunga mawar kuning
yang durinya menancap di jemariku
melepas rindu terakhir, yang kulukis di petangku yang hilang....

Pacitan, Thursday, August 19, 2010

[+]Baca Selengkapnya.... "Sebuah Catatan (1)..."

Tentang blog Ini

scanndherz.blogspot.com




Mengenai Saya

hidup adalah proyek yang kau kerjakan sendiri, bagus atau tidaknya proyekmu itulah hasil yang akan kau nikmati nanti........

Pengikut

Go Green....

LET'S PRESERVE THE GREEN EARTH

Pencarian

Labels