Matahari pagi muncul dengan enggan, sesekali sembunyi dibalik mendung yang berarak.. dingin mulai terasa, meski teriknya masih dalam sengatan yang cukup kuat untuk membakar kulit, pagi itu aku berangkat ketempat kerja seperti biasanya.. tak ada yang lain dari biasanya, hanya sedikit bahasa alam yang tak kunjung kumengerti.. ternyata baru kusadari, setelah 2 orang datang ketempat kerjaku membawa berita duka, "mbah ijah meninggal dunia, kamu pulang sekarang" hanya itu yang diucapkan oleh pembawa kabar duka tadi.....

Ada setitik penyesalan dalam lubuk hatiku, karena aku tak sempat menjenguk beliau tadi pagi sebelum berangkat kerja. Sejenak aku menerawang, hmm... mungkin ini adalah jalan yang terbaik, pikirku. Beliau sudah lama sakit, dari pada terlalu lama menderita mungkin lebih baik beliau cepat-cepat dipanggil oleh Sang Maha Pencipta...

Sejenak aku teringat kisah hidup almarhumah yang pernah kudengar dari tetangga dan orang-orang yang mengenal beliau. Mbah Ponijah atau Mbah Ijah, begitulah beliau biasa dipanggil. Almarhumah adalah sosok seorang wanita yang tegar. Sosok seorang istri, seorang ibu, seorang nenek, seorang wanita yang perkasa, beliau hidup membesarkan 2 orang anak tanpa suami, setidaknya itu cerita yang kudapat dari orang-orang yang mengenal beliau.

Hari ini sosok tersebut telah tiada, pergi dengan segenap kenangan-kenangan indah yang pernah terukir. Masih ingat aku akan ucapanku 1 hari yang lalu saat hujan lebat diiringi petir mengguyur di sore hari tepat sebelum almarhumah berpulang besoknya. "Lihat betapa kuat dan tegarnya almarhumah, kataku, sampai-sampai malaikat maut pun harus membawa pasukan dan genderang perang untuk menjemput beliau..."

Aku langsung buru-buru pulang dari tempat kerjaku, mengikuti prosesi pemakaman di tengah hujan. Dahi, pipi, dan daguku basah, entah tetesan keringat, air hujan, atau bahkan air mata, saat melihat almarhumah untuk terakhir kalinya.....

Selamat jalan mbah ijah, pribadimu akan selalu hidup dalam kenangan di ruang hati kami, semoga engkau mendapatkan tempat yang terbaik disisiNya..... Amin.....

Pacitan, 14 April 2010, 10:00 WIB

Sesungguhnya segalanya datang dari Allah dan kelak juga akan kembali lagi kepadaNya.....
[+]Baca Selengkapnya.... "In memoriam... Mbah Ijah..."
Pukul 00:30.... Aku masih tenggelam didepan monitor komputerku.. Udara dingin dari jendela nako tak jauh dari tempat dudukku tidak sedikit pun mengusikku, aku masih larut dalam lamunan-lamunanku tentangmu. Entah kenapa rasanya hati ini seperti diaduk, campur baur, tak dapat dijelaskan apa yang kini tengah kurasa. Kucoba menuangkannya dalam blog ini, namun tak satu pun kata-kata yang mampu mengungkapkannya....

Sepi.... Sedari tadi aku masih terdiam, aku menunggu sesuatu, sesuatu yang mungkin sanggup mengobati resahku yang kian memuncak. Aku menunggumu, menunggumu manyapaku, walau hanya dengan sepatah kata, aku rasa itupun sudah cukup. Gelora yang tengah kurasa sama persis saat dulu gelora itu pertama kali muncul di hatiku, bahkan sekarang apa yang kurasa lebih dari itu, getaran-getaran yang membuat hidupku merona, bersemi.. membuat ceria seakan selalu hadir dalam setiap langkahku.

Memang lantunan sang waktu jauh sudah beranjak dari masa di mana kisah ini dimulai, tapi segenap bayangmu masih selalu menggodaku, seolah-olah benar-benar nyata di hadapanku, seperti masih segar dalam ingatanku apa yang dulu kita lewati bersama.

Kadang naluriku berkata, bahkan berteriak, ini tak mungkin dan tak harus terjadi, tapi logika akalku menjawab, ini adalah jalanNya.. Aku percaya apa yang ku alami sekarang pasti ada hikmahnya, ada sesuatu yang sulit kupercaya dan hanya perasaanku yang bisa menjelaskannya.

Saat ini kau benar-benar dilanda selaksa rindu, rindu yang tak sepantasnya kurasakan. Aku tahu ini gila, tapi aku tak peduli, yang aku tahu hanya perasaanku yang selalu ingin bersamamu meski keadaan tak pernah berpihak..

Diluar dingin semakin garang, angin bagai menyiksa batinku yang tengah menjerit, meneriakkan namamu, yang kulafaskan dalam setiap tarikan dan hembusan nafas ditubuhku....

still missing you........
[+]Baca Selengkapnya.... "Dilanda rindu........"
ada getar yang tak menentu saat aku tatap matamu...
ada rasa yang tak biasa saat kusebut namamu...
namun ada goresan luka saat kuingat kau telah bersamanya...
sungguh... aku masih sangat mencintaimu.. hingga detik ini.....



[+]Baca Selengkapnya.... "Perasaanku padamu........"

Getir.....

Gerimis tak henti tercurah, ketika cangkul yang kugenggam terus berayun, meski dingin mulai menyusup sendi-sendiku, pakaianku basah, pelipisku basah, entah karena keringat, tetesan air hujan, atau bahkan air mata yang tanpa sengaja kuteteskan..

Getir, saat kucoba memahami apa yang kini tengah kurasa, hidup dalam kerasnya dunia yang angkuh, sadis dan tanpa belas kasihan. Kini aku merasa bagaikan mesin yang beraktifitas tanpa henti.. Entah bagai mana aku kan bisa tetap bertahan..

Hatiku bagai bongkahan-bongkahan tanah yang terhempas, tergeletak, menahan panas dan hujan yang berganti menerpa, nafasku memburu, seiring ayunan cangkul di tanganku, aku berpikir, setengah emosi dalam hati, ada apa dengan orang-orang disini?? kenapa jadi seperti ini?? (bersambung, udah ngantuk)
[+]Baca Selengkapnya.... "Getir........"
selarik angin membawa rindumu padaku, mengirimkan rinduku padamu.... aku tengah terdampar di sini... entah kapan aku kan sempat kembali untuk bisa memelukmu lagi........

bingar yang menggempita di telinga, menghujam laksana jarum kristal, menggelegar bagai petir.... umpama selaksa harap yang nyaris pupus, berbias sejuta do'a, namun kini terkungkung sepi.... andai nafasku masih bertahan lama, kan kutebus janji untuk 'ku bisa bersamamu....

missing you my mom....
[+]Baca Selengkapnya.... "miss u my mom......."
aku tengah berdiri, di retaknya bumi.. gunung mengaum laksana seribu singa yang kelaparan, menggertakan gigi taringnya, dunia hancur lebur, tenggelam dalam lautan waktu yang letih, karena renta yang menggelayuti langkahnya.. udara yang berdesir mengepakkan sayapnya yang patah, terluka karena zaman, yang kelam dalam musim yang enggan berganti....


[+]Baca Selengkapnya.... "masih dalam kegelapan......."
andai kau tahu.. sakitnya aku saat kau ucap kata kau ingin menjauh..
andai kau tahu.. pilunya hatiku ketika lantunan nada bicaramu seakan menepiskanku ke sudut tersepi di dunia ini..
andai kau tahu.. hancurnya batinku kala aku harus bohong padamu tentang apa yang sebenarnya kurasa..
andai kau tahu.. remuk redamnya rasaku saat aku sembunyikan perasaanku yang sesungguhnya dibalik rasa amarahku........


[+]Baca Selengkapnya.... "andai kau tahu......."
Malam mulai larut, dalam temaram cahaya aku masih terpaku, menatap udara yang turun membawa embun, angin lalu lalang di hadapanku, seakan menerjang apa saja yang dilewatinya, melindas, membawanya jauh kehamparan bintang, dalam pudar di kerlipnya yang nyaris sirna. Ah.... nuraniku menggeliat, andai bisa mungkin ia akan menggelepar, berontak, dan berlari, menjauh dari semua yang membelenggunya....

Beberapa menit lagi tengah malam akan menjelang, jangkrik yang senantiasa memainkan melodi sedari tadi tak henti-hentinya mengoceh kepadaku, kini ia menatapku dengan bengis, "kau tak pernah berbuat! kau hanya berpikir!!" bentaknya. Aku terkejut, tersentak dan menyadari, bahwa selama ini aku hanya duduk terdiam di dalam sini, aku tak pernah benar-benar keluar, bahkan untuk menatap rembulan pun aku hanya memalingkan wajahku ke arah jendela kaca. Burung malam pun berteriak, "aku di luar sini! terbang kemana pun aku suka, aku lakukan apa yang aku inginkan..!". Tidak kah kau ingin keluar dari tempatmu dan menemukan apa yang selama ini kau cari..??" tanyanya kepadaku....

"Lantas aku harus bagai mana??". Kata-kata itu yang terlontar pertama kali dari mulutku dengan suara serak, parau karena selama ini aku hanya bergumam. Aku berdiri di depan pintu, memandang malam yang tengah bergulir, serabut mimpi yang mulai membayang menggodaku dengan lirih, ia memberi 2 pilihan, pergi bersamanya atau ia takkan pernah lagi datang kepadaku.

Masih dalam terdiam, aku melangkah perlahan, mencoba menapaki dingin yang mulai menyebar, merayap di dedaunan kering, di rumput yang mulai layu.. Angin pun datang lagi, dengan rombongannya yang tergesa-gesa, bertanya sembari menggoyangkan ranting kering di pinggir jalan, "tahukah kau apa yang tengah kau tuju?".

Aku menghela nafas panjang, kukumpulkan asaku yang tercerai berai, dalam harap yang masih berbinar redup kutata kembali impian itu, kucoba mengingat kembali mimpi apa yang selama ini pernah kualami.. Baiklah.. aku akan memulainya sekarang.. langkahku masih gontai namun semangatku baru menyala, kepak sayapku kukibarkan, debu yang selama ini menempel luruh sudah, walau getir namun mulai saat ini.. aku akan mencarimu, di pagi buta, di biru langit, di mentari pagi, ke tepian hari, ke ujung senja, bahkan di gulitanya malam, aku akan terus mencarimu, sampai tatapanku beku, hingga nafas dan detak jantung di tubuhku terhenti, untuk selamanya.... (by : scanndherz)
[+]Baca Selengkapnya.... "Mencarimu..........."
Dapat puisi dikasih temen.. Katanya pengalaman sendiri.... Posting di sini aja ah..... Lumayan buat ngisi blog, lagian aku juga suka banget puisi....

Puisi awan dan hujan....

Menatap awan yang berarak
Sepintas hanya nampak gumpalan putih semata
Tak terlihat satupun yang istimewa
Begitu kucermati mereka ternyata sangat menarik

Mereka terlihat seperti bernyawa
Gumpalan awan putih perlahan saling mendekatkan diri
Lambat laun mereka mulai bersatu
Menjadi hamparan putih yang sangat memukau

Sedetik kemudian sekelompok gumpalan hitam datang
Bagai pasukan perang mereka ramai rasuki putihmu
Sesaat kemudian hamparan putihmu hilang dari pandangan
Berganti gumpalan hitam yang sangat menakutkan

Gumpalan hitam bersiap tuk segera serang lawan
Diawali gelegar dan kilatan cahaya nan menyilaukan
Mereka langsung menggempur tanpa memberi ampun
Sesaat kehidupan menjadi lumpuh tanpa ada perlawanan

Semburan peluru yang dihamburkannya serentak membuatku sadar

Aku langsung lari tunggang langgang mencari perlindungan
Namun terlambat…
Seluruh tubuhku sudah terlanjur kuyup
[+]Baca Selengkapnya.... "Puisi awan dan hujan......."
Telapak hari yang melangkah tertatih membekaskan jejak-jejak semu, namun masih bisa diingat oleh ruang memoriku yang sempit, dalam akal aku masih sempat membayangkan apa yang terjadi kemarin, tarik ulur nasib yang menggelantungi perjalanan panjangku. Kadang aku sampai berpikir untuk bosan dengan semua ini. Tapi terlalu naif untuk berkata begitu....

Tetesan embun yang melekat pada daun melinjo di sebelah rumahku amat sangat jarang bisa kulihat, karena selalu menguap sebelum aku bisa memandangnya lewat jendela kamarku.... Beginilah aku sekarang, malam bagai teman setia yang menemani kegiatan setiap hariku.... Hidup bagai kelelawar, bahkan lebih, karena kelelawar malam mencari makan dan siang bisa tidur dan istirahat, sementara aku....??

Siang malam kuhabiskan waktuku di depan layar monitor, entah apa yang kuperbuat.... Apakah aku merasa aku begitu hebat sekarang?? atau aku terlalu dan berbangga dengan apa yang kulakukan sekarang.... Ahhhh.... aku tak tahu.... Semua berantakan hari ini.... Aku bahkan tak bisa menuliskan sepatah kata pun????
[+]Baca Selengkapnya.... "Siang - malam..."
Dapat tulisan dari FB nih.... Bagus banget untuk bahan renungan buat kita semua, karena kadang kita baru menyadari arti penting sesuatu buat kita di saat sesuatu itu telah hilang dari kita, jadi sebelum semuanya terlambat lebih baik kita menyadarinya lebih dulu.... Seperti catatan dari mbak Rina berikut ini yang bercerita tentang penyesalannya setelah ia kehilangan suaminya....

______________________________________________________________________________________________________
suamiku kini tlah tiada dan penyesalanku yg terus ada

Ini adalah kisah nyata di kehidupanku
Seorang suami yg kucintai yang kini telah tiada
Begitu besar pengorbanan seorang suamiku pada keluargaku
Begitu tulus kasih sayangnya untukku dan anakku
Suamiku adalah seorang pekerja keras. Dia membangun segala yang ada di keluarga ini dari nol besar hingga menjadi seperti saat ini. Sesuatu yang kami rasa sudah lebih dari cukup.

Aku merasa sangat berdosa ketika teringat suamiku pulang bekerja dan aku menyambutnya dengan amarah,tak kuberikan secangkir teh hangat melainkan kuberikan segenggam luapan amarah. Selalu kukatakan pada dia bahwa dia tak peduli padaku,tak mengerti aku,dan selalu saja sibuk dengan pekerjaannya. Tapi kini aku tahu.
Semua ucapanku selama ini salah.dan hanya menjadi penyesalanku karena dia telah tiada. Temannya mengatakan padaku sepeninggal kepergiannya. Bahwa dia selalu membanggakan aku dan anakku di depan rekan kerjanya. Dia berkata, “ setiap kali kami ajak dia makan siang,mas anwar jarang sekali ikut kalau tidak penting sekali,alasannya slalu tak jelas. Dan lain waktu aku sempat menanyakan kenapa dia jarang sekali mau makan siang, dia menjawab, “ aku belum melihat istriku makan siang dan aku belum melihat anakku minum susu dengan riang.lalu bagaimana aku bisa makan siang.” Saat itu tertegun,aku salut pada suamimu. Dia sosok yang sangat sayang pada keluarganya. Suamimu bukan saja orang yang sangat sayang pada keluarga,tapi suamimu adalah sosok pemimpin yang hebat. Selalu mampu memberikan solusi-solusi jitu pada perusahaan.”

Aku menahan air mataku karena aku tak ingin menangis di depan rekan kerja suamiku. Aku sedih karena saat ini aku sudah kehilangan sosok yang hebat.

Teringat akan amarahku pada suamiku,aku selalu mengatakan dia slalu menyibukkan diri pada pekerjaan,dia tak pernah peduli pada anak kita. Namun itu semua salah. Sepeninggal suamiku. Aku menemukan dokumen2 pekerjaannya. Dan aku tak kuasa menahan tangis membaca di tiap lembar di sebuah buku catatan kecil di tumpukan dokumen itu, yang salah satunya berbunyi, “ perusahaan kecil CV.Anwar Sejahtera di bangun atas keringat yang tak pernah kurasa. Kuharap nanti bukan lagi CV.Anwar Sejahtera, melainkan akan di teruskan oleh putra kesayanganku dengan nama PT. Syahril Anwar Sejahtera. Maaf nak, ayah tidak bisa memberikanmu sebuah kasih sayang berupa belaian. Tapi cukuplah ibumu yang memberikan kelembutan kasih sayang secara langsung. Ayah ingin lakukan seperti ibumu. Tapi kamu adalah laki-laki. Kamu harus kuat. Dan kamu harus menjadi laki-laki hebat. Dan ayah rasa,kasih sayang yang lebih tepat ayah berikan adalah kasih sayang berupa ilmu dan pelajaran. Maaf ayah agak keras padamu nak. Tapi kamulah laki-laki. Sosok yang akan menjadi pemimpin,sosok yang harus kuat menahan terpaan angin dari manapun. Dan ayah yakin kamu dapat menjadi seperti itu.”

Membaca itu,benar2 baru kusadari.betapa suamiku menyayangi putraku.betapa dia mempersiapkan masa depan putraku sedari dini. Betapa dia memikirkan jalan untuk kebaikan anak kita.

Setiap suamiku pulang kerja. Dia selalu mengatakan, “ ibu capai?istirahat dulu saja”
Dengan kasar kukatakan, “ ya jelas aku capai,semua pekerjaan rumah aku kerjakan. Urus anak,urus cucian,masak,ayah tahunya ya pulang datang bersih.titik.”
Sungguh,bagaimana perasaan suamiku saat itu. Tapi dia hanya diam saja. Sembari tersenyum dan pergi ke dapur membuat teh atau kopi hangat sendiri. Padahal kusadari. Beban dia sebagai kepala rumah tangga jauh lebih berat di banding aku. Pekerjaannya jika salah pasti sering di maki-maki pelanggan. Tidak kenal panas ataupun hujan dia jalani pekerjaannya dengan penuh ikhlas.

Suamiku meninggalkanku setelah terkena serangan jantung di ruang kerjanya.tepat setelah aku menelponnya dan memaki-makinya. Sungguh aku berdosa. Selama hidupnya tak pernah aku tahu bahwa dia mengidap penyakit jantung. Hanya setelah sepeninggalnya aku tahu dari pegawainya yang sering mengantarnya ke klinik spesialis jantung yang murah di kota kami. Pegawai tersebut bercerita kepadaku bahwa sempat dia menanyakan pada suamiku.
“pak kenapa cari klinik yang termurah?saya rasa bapak bisa berobat di tempat yg lebih mahal dan lebih memiliki pelayanan yang baik dan standar pengobatan yang lebih baik pula”
Dan suamiku menjawab, “ tak usahlah terlalu mahal. Aku cukup saja aku ingin tahu seberapa lama aku dapat bertahan. Tidak lebih. Dan aku tak mau memotong tabungan untuk hari depan anakku dan keluargaku. Aku tak ingin gara-gara jantungku yang rusak ini mereka menjadi kesusahan. Dan jangan sampai istriku tahu aku mengidap penyakit jantung. Aku takut istriku menyayangiku karena iba. Aku ingin rasa sayang yang tulus dan ikhlas.”
Tuhan..Maafkan hamba Tuhan,hamba tak mampu menjadi istri yang baik. Hamba tak sempat memberikan rasa sayang yang pantas untuk suami hamba yang dengan tulus menyayangi keluarga ini. Aku malu pada diriku. Hanya tangis dan penyesalan yang kini ada.

Saya menulis ini sebagai renungan kita bersama. Agar kesalahan yang saya lakukan tidak di lakukan oleh wanita-wanita yang lain. Karena penyesalan yang datang di akhir tak berguna apa-apa. Hanyalah penyesalan dan tak merubah apa-apa.
Banggalah pada suamimu yang senantiasa meneteskan keringatnya hingga lupa membasuhnya dan mengering tanpa dia sadari.
Banggalah pada suamimu,karena ucapan itu adalah pemberian yang paling mudah dan paling indah jika suamimu mendengarnya.
Sambut kepulangannya di rumah dengan senyum dan sapaan hangat. Kecup keningnya agar dia merasakan ketenangan setelah menahan beban berat di luar sana.
Sambutlah dengan penuh rasa tulus ikhlas untuk menyayangi suamimu.
Selagi dia kembali dalam keadaan dapat membuka mata lebar-lebar.
Dan bukan kembali sembari memejamkan mata tuk selamanya.

Teruntuk suamiku.
Maafkan aku sayang.
Terlambat sudah kata ini ku ucapkan.
Aku janji pada diriku sendiri teruntukmu.
Putramu ini akan kubesarkan seperti caramu.
Putra kita ini akan menjadi sosok yang sepertimu.
Aku bangga padamu,aku sayang padamu.

Istrimu
Rina

Silahkan berbagi tulisan ini kepada saudara,teman,kerabat anda. Saya berharap pengalaman yg saya miliki dapat menjadi pelajaran bagi kita semua.
______________________________________________________________________________________________________

Dari naskah asli notes Mbak Rina di FB...
sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=108672452489346
from KASKUS.US : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3734514
[+]Baca Selengkapnya.... "Renungan akan arti sebuah penyesalan......."

Tentang blog Ini

scanndherz.blogspot.com




Mengenai Saya

hidup adalah proyek yang kau kerjakan sendiri, bagus atau tidaknya proyekmu itulah hasil yang akan kau nikmati nanti........

Pengikut

Go Green....

LET'S PRESERVE THE GREEN EARTH

Pencarian

Labels