Gerimis tak henti tercurah, ketika cangkul yang kugenggam terus berayun, meski dingin mulai menyusup sendi-sendiku, pakaianku basah, pelipisku basah, entah karena keringat, tetesan air hujan, atau bahkan air mata yang tanpa sengaja kuteteskan..

Getir, saat kucoba memahami apa yang kini tengah kurasa, hidup dalam kerasnya dunia yang angkuh, sadis dan tanpa belas kasihan. Kini aku merasa bagaikan mesin yang beraktifitas tanpa henti.. Entah bagai mana aku kan bisa tetap bertahan..

Hatiku bagai bongkahan-bongkahan tanah yang terhempas, tergeletak, menahan panas dan hujan yang berganti menerpa, nafasku memburu, seiring ayunan cangkul di tanganku, aku berpikir, setengah emosi dalam hati, ada apa dengan orang-orang disini?? kenapa jadi seperti ini?? (bersambung, udah ngantuk)